Hendaklah kamu semua mengusahakan ilmu pengetahuan itu sebelum dilenyapkan. Lenyapnya ilmu pengetahuan ialah dengan matinya orang-orang yang memberikan atau mengajarkannya. Seorang itu tidaklah dilahirkan langsung pandai, jadi ilmu pengetahuan itu pastilah harus dengan belajar. ( Ibnu Mas’ud r.a )

PHOTO TERBARU

PHOTO TERBARU
Studi Industri 2015

Minggu, 18 Januari 2009

Saran Lokakarya Kurikulum dari Alumni


Kepada Yth Ibu Yenni

Ketua Jurusan Kimia Unjani

Saya, mengucapkan terimakasih atas undangan Ibu Yenni sbg Ketua Jurusan Kimia Unjani untuk memberikan masukan, komentar atau apapun itu dalam penyusunan kurikulum mata kuliah pada jurusan Kimia Unjani. Saya juga merasa sangat menyesal tidak dapat menghadiri secara fisik dalam lokakarya penyusunan kurikulum tersebut yang mana dilaksanakan pada Tanggal 19 Januari 2009, Hari Senin. Setelah menyatakan kesanggupan saya (yang mana beberapa detik kemudian saya sadari bahwa pernyataan itu terlalu gegabah) untuk memberikan masukan dalam penyusunan kurikulum ini, karena saya sadar bahwa tidak memiliki kewenangan dan kapasitas. Jadi, kemudian saya berpikir untuk menuliskan hal dibawah ini, ketimbang memberi masukan langsung terhadap penyusunan kurikulum tersebut.

Khalifah Umar bin Khathab (atau mungkin Khalifah Ali bin Abu Thalib) pernah menyatakan “ Didiklah anak-anakmu untuk suatu zaman yang bukan zamanmu”. Sebuah pernyataan yang sangat dalam maknanya dan menurut pikiran saya sangat relevan dengan agenda lokakarya penyusunan kurikulum ini. Betapa tidak? Saat ini dunia sudah cepat berubah, didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang muktahir, perubahan tidak lagi dalam satuan waktu bulan atau tahun, tetapi hari, jam bahkan menit. Kita harus mengakui dengan jujur bahwa kita tidak tahu sama sekali apa yang akan terjadi di masa datang, bahkan menurut Kahlil Gibran “…rumah masa depan yang tak bisa dikunjungi, walaupun hanya dalam mimpi…”. Nah, jika dan hanya jika kawan-kawan setuju dengan dasar pemikiran di atas, maka sebagai pendidik (mentor, guru, dosen, professor dan lainnya) sudah merupakan kewajiban untuk memberikan pendidikan atau bekal hidup yang tak lengkang oleh waktu, yang tak usang oleh zaman manapun.

Pemikiran di atas menekankan bahwa sistem pendidikan yang lebih mementingkan kemampuan akademik (aspek kognitif semata) dibanding afektif dan psikomotorik sudah usang, konservatif dan sebaiknya ditinggalkan. Membangun kepribadian yang positif dan jujur, perilaku yang baik, jiwa pantang menyerah dan budi pekerti yang luhur akan lebih menolong di masa depan dan dunia nyata ketimbang kemampuan akademik semata.

Proses pengajaran yang berorientasi hafal-menghafal tanpa pikir (rote memorization) perlu ditinggalkan karena menjadikan anak didik sibuk tidak tentu arah. Cara penilaian yang hanya berorientasi kepada pen and paper test yang bersifat standarisasi juga akan merusak kemampuan unik dari setiap anak didik. Saya berpikir, sebaiknya kita tidak merendahkan tujuan akhir pendidikan dengan mendapatkan angka IPK 4,00, ini terlalu dangkal dan menyedihkan.

Ketimbang mendorong dan memaksa anak didik untuk meraih prestasi tertinggi akademik, alangkah lebih elok dan berguna jika para pendidik mendorong dan memaksan anak didik ini untuk menjadi manusia-manusia yang mencintai dan selalu haus akan ilmu pengetahuan. Mau terus melakukan proses pembelajaran dalam hidupnya sepanjang masa. Meningkatkan proses dan berpikir kreatif anak didik serta mengembangkan kepercayaan diri yang kuat. Saya yakin dengan menekankan aspek-aspek ini dalam proses pengajaran, maka kesuksesan akan lebih mudah diraih bagi anak didik yang lulus dari Kimia Unjani.

Saya yakin semua sasaran dan proses pengajaran di atas dapat diterapkan oleh Jurusan Kimia Unjani, yaitu dengan membuat sistem kompetisi belajar dalam kelas yang sehat, digagas dari para pendidik tentunya, kemudian menerapkan disiplin yang tegas berdasarkan kesepakatan belajar antara pendidik dan anak didik, mendorong kerja keras anak didik dengan tugas-tugas atau proyek belajar yang relevan, berguna, tidak main-main (artinya hanya sebagai pengganti ketidakhadiran pendidik saja). Saya yakin sekali dengan konsep pendidikan semacam ini, Kimia Unjani akan menjadi Center of excellent bagi generasi muda yang ingin mempelajari kimia murni.

Akhir kata, saya mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan-kesalahan tulisan ini.

Salam dan sukses selalu

Taryono Darusman

Associate | Starling Resources

Jalan Bypass Ngurah Rai 121X

Sanur, 80227 - Bali, Indonesia

Email: taryono@starlingresources.com

T: +62-361-285-298

M: +62-812-2047-189

F: +62-361-284-178

Tidak ada komentar:

Posting Komentar